Sabtu, 11 Juni 2011

Always Be With You


Seusai sekolah, aku harus mengerjakan berkas2 ini untuk di tanda tangan. Setelah selesai aku keluar mencari udara segar untuk membaca novel. Aku duduk di salah satu bangku, meletakkan kedua earphone ditelingaku, sambil memegang novel dan membacanya.
Tiba-tiba saja air mata shiyori menetes, membasahi buku yang sedang di bacanya. Ia teringat akan seseorang yang sangat di cintainya, Ruka, kakak laki-laki Shiyori.

*Flashback*
“Shiyori, aku mau pergi ke suatu tempat. Kau mau ikut?” ajak Ruka kepada adiknya. Shiyori pun mengangguk sambil tersenyum.
“ayo!” kata Ruka sambil menggandeng tangan adiknya.
Mereka berjalan ke tempat yang mereka tuju. Di tempat itu terdapat tulisan ‘PANTI JOMPO’. Tempat itu merupakan tempat yang asing bagi Shiyori. Karena ini adalah kali pertama ia datang ke panti jompo. Sementara kakaknya sering berkunjung ke sini, untuk menghibur para lansia.
Pergi ke panti jompo menjadi rutinitas baru bagi Shiyori. Sampai pada suatu saat…
“nii-chan..”
“ada apa?”
“dingin..”
“aah- pakailah jaketku dulu” kata Ruka sambil melepas jaketnya dan memakaikannya ke Shiyori.
“arigatou J
“baiklah, ayo! Kita harus cepat2 pulang, karena sudah malam dan kau sudah mulai kedinginan.” Kata Ruka sambil merangkul adiknya.
“hmmm!”
Mereka pun mempercepat jalan mereka. Ketika mereka sedang mengobrol, tiba-tiba terdengar suara klakson yang nyaring. Dan suara klakson itu mengarah ke seorang anak kecil yang sedang berlari di zebra cross. Ruka pun langsung berlari menuju penyebrangan jalan untuk menyelamatkan anak itu. Anak kecil itu selamat, tapi nyawanya-ruka-sendiri menjadi taruhannya. Air mata Shiyori pun tak terelak kan lagi. Semenjak kejadian itu, sikap Shiyori berubah.
*end of flashback*

Shiyori melihat ke arah zebra cross. Disana, ia melihat ada seorang pria sedang membantu seorang nenek menyebrang jalan. Persis seperti yang biasa dilakukan kakaknya dan dirinya dulu. Shiyori pun kembali menundukan kepalanya. Laki-laki itu berjalan menuju ke taman.
Lelaki itu duduk disampingnya. Isak tangis Shiyori terdengar oleh lelaki itu. Lantas, lelaki itu bertanya kepada Shiyori. “ah-sumimasen, genki desuka ?”
“hiks…hiks…hiks…” suara isakan Shiyori makin terdengar jelas.
“sudah, sudah.”
“heeee...eeee…”  orang-orang di sekitar memperhatikan mereka.
“sudah, sudah. Kumohon, berhentilah menangis. Nanti orang2 mengira aku yang menangisimu.” 
“heeeee…. eeee…” Lelaki itu sudah bingung harus bagaimana. Karena orang2 melihatnya dengan tatapan tidak senang.
“ah, baiklah. Bagaimana kalau kubelikan es krim?”
****
“ini!” lelaki itu menyerahkan es krim ke Shiyori.
“aah.. domo…”
“hai! J
“hmm.. maaf ya sudah merepotkanmu.. aku tidak tahu kalau ada kau” Shiyori merasa bersalah atas kejadian tadi.
“ya, tidak papa. Oh, ya. Kenalkan, namaku Takeru. Yamamoto Takeru.” Katanya sambil mengulurkan tangannya.
“namaku Shiyori. Yamada Shiyori.” Kami pun berjabat tangan.
“Ngomong-ngomong, kenapa tadi kau menangis?”  tanya laki2 itu.
“aku teringat  onii-chanku..”
“ooh.. memangnya ada apa?”
“onii-chanku meninggal ketika menolong seorang kakek yang sedang menyebrang jalan…”
“ah, maaf. Seharusnya aku tidak menanyakannya.”
“tidak papa. Lagi pula-”
Trrrt.. trrt
Handphoneku berbunyi. Aku mengangkatnya. Dan ternyata itu panggilan dari kepala pelayan yuri  bahwa aku di suruh segera pulang. Karena katanya aku harus menghadiri pertemuan.
****
“maaf, aku harus segera pulang karena ada urusan. Permisi!” katanya sambil berlalu.
Dia-shiyori- menengok kearahku dan berkata,
“oh, ya! Terima kasih atas es krimnya!”
“Ya, sama-sama!”
Dia pun masuk mobil, didampingi dua bodyguardnya.
Trrrt.. trrrtt
Sekarang giliran hpku yang berbunyi. Aku pun mengangkatnya.
“moshi moshi?”
****
Sampai di rumah, aku langsung berganti baju dan berangkat menuju tempat pertemuan. Sampai di gedung kulihat ayah yang sedang mengobrol dengan rekan bisnisnya. Aku berjalan ke arahnya,
“oh, kau sudah datang!”
“waah.. mr. yamada, siapa wanita cantik ini?”
“kenalkan, ini putriku, Shiyori.”
****
Acaranya pun dimulai. Penyelanggara acara memasuki ruangan. Kami pun, para peserta berdiri. Aku melihat seseorang yang tidak asing bagiku. Ah, benar! Seseorang yang kutemui di taman tadi. Apa benar itu dia? Sepertinya tidak mungkin.   Mataku terbelalak ketika ia memperkenalkan dirinya kepada semua orang,
“Perkenalkan, nama saya Yamamoto Takeru. Senang bekerja sama dengan kalian.”
Ternyata orang yang kutemui tadi merupakan CEO dari sebuah perusahaan jepang internasional. Setelah selesai menyampaikan sambutan, mr.yamamoto dan ayahku saling bercengkrama. Rupayanya mereka sahabat baik, ketika di amerika.
“mr. yamada, kenalkan ini putraku, Takeru.”
“ah,jadi kau Takeru. Oh, ya kenalkan ini putriku-”
“ah- shiyori-san...”
“ Kalian sudah saling kenal?”
Aku mengangguk pelan.
“Baguslah kalau begitu.” kata mr.yamamoto.
“Baiklah, kalian kami tinggal dulu ya. Mari, mr. yamamoto!” ajak ayahku kepada mr.yamamoto.
Aku dan Takeru mengangguk. Kami pun keluar ruangan untuk mengobrol.
“aku tidak menyangka kalau kau ini seorang CEO terkenal.”
“kau juga kan!”
“ ya, memang. Tapi perusahaanmu adalah perusahaan internasional.”
“haha. Setiap orang yang kenal denganku pasti bilang begitu.”
“ kau ini mirip kakakku…”
Dia sepertinya agak terkejut ketika aku membahas tentang kakak.
“ memangnya seperti apa kakakmu itu.”
“dia sepertimu. Sederhana, ramah dan suka menolong..”
“memangnya aku seperti itu?”
“mmm! kau itu orang yang sederhana.”
“hahaha. Kau bisa saja. Kalau kau mau kau bisa menganggapku sebagai kakakmu.” Katanya sambil tersenyum.
“benarkah? Hahaha. Baiklah, mulai sekarang kau adalah kakakku. Hahaha..” kataku dengan nada canda.
****
Tidak terasa acara sudah selesai. Aku pun pamit ke shiyori dan mr. yamada. Kami saling membungkukkan badan dan masuk kedalam mobil. Sepertinya shiyori mengira ucapanku tadi itu hanya bercanda. Padahal aku serius tentang itu.   Sigh~ Ruka…
****
Hari berganti hari. Persahabatan diantara Shiyori dan Takeru pun terjalin dengan baik. Takeru jadi sering menjemput Shiyori  pulang sekolah.
“ shiyori-chan!” katanya sambil melambaikan tangannya.
“oh- kau sudah datang!”
“ayo naik!”
“mm!”
****
“tadaimaaa!”
“okaerinasai, shiyori-sama, takeru-sama.”
Bibi kepala pelayan menyambut kami dengan ramah. Kami pun naik ke atas menuju ruang kerja shiyori.
“ Takeru-chan. Kau tunggu di ruang kerjaku dulu ya! Aku mau ganti baju dulu.”
“mm.”
Aku pun masuk ke ruang kerjanya. Aku melihat2 isi ruangan itu. Foto-foto shiyori dengan keluarganya. Dan juga…
Foto seseorang yang amat di sayangi shiyori. Ku pegang foto itu.
“sudah lama aku tidak melihatnya..”
Cklek!
“ maaf membuatmu menunggu!”
Shiyori pun datang. Aku menoleh ke arahnya sambil tersenyum.
“aah, kau sudah selesai! ”
“ mmm! ada apa kau memegang foto kakakku?” tanyanya sambil  berjalan kemudian duduk di kursinya.
“ Aaah. Tidak apa-apa. Aku hanya sedang melihat2 foto2 disini.”
Aku pun menaruh foto itu kembali. Sedangkan shiyori dengan asyik mengerjakan pekerjaan di kursinya. Aku menghampirinya.
“ Waah.. kau mengerjakan semua ini setelah pulang sekolah?” kataku sambil memegang lembaran2 tersebut.
“ Tidak juga. Aku mengerjakannya di kala ada waktu senggang.” 
“ Pasti berat mengerjakan pekerjaan orang dewasa, sedangkan kau masih sma.”
“ Tidak juga. Aku merasa ini mudah J
“ Oh iya, aku lupa kalau kau ini jenius.” Kataku sambil mengelus-elus kepalanya. Ia pun tersenyum, matanya menyipit.
 Sejam kemudian…
“aaaahhh~! Akhirnya selesai juga!”
“ heiii.. memang benar jenius..!”
“ kau bilang apa?”
“ tidak.. bukan apa-apa.” kataku
“eh, kau mau ikut denganku?”
 ****
“ rumah sakit??”
“untuk apa kita kesini?”
“apa kau sakit?”
Shiyori terus melontarkan pertanyaan2. Ia heran mengapa aku mengajaknya kesini.
“lihat saja, nanti kau juga tahu.” Aku menggandengnya sambil tersenyum geli.
Cklek!
“ halo semuaa!”
“waah, nii-chan!”
Anak2 itu menghampiri Takeru. Takeru pun jongkok dan memeluk mereka.
“ jadi… kau mengajak ku kesini untuk menghibur anak-anak ini?”
“ hai.”
“ Ok, kalau begitu aku juga ikut membantu!”
“ domo, arigatou!”
“mmm!”
Takeru memainkan gitarnya dengan di kelilingi oleh anak2 yang mengidap kanker otak tersebut. Shiyori juga ikut duduk bersama anak-anak itu. Melihat Takeru yang sedang memainkan gitarnya, Shiyori teringat tentang masa lalu. Sewaktu ia dan kakaknya sering berkunjung ke panti jompo dulu.  Selesai menghibur anak-anak tersebut, Takeru pun mengantarkan Shiyori pulang dengan mobil.
***
“shiyori-chan..”
“hai,ada apa?”
“aku ingin mendengarka kau bernyanyi. Maukah kau menyanyi untukku sekarang?”
“sekarang? Di mobil?”
“hai!”
“aah, tapi suaraku tidak sebagus kau. Lain kali saja, ok? Aku janji, mm?” kata shiyori sambil menujukkan jari kelingkingnya.
“benar?”
“mm!”
“baiklah kalau begitu. Kau harus menepatinya!” kata Takeru melingkarkan jari kelingkingnya ke jari kelingking shiyori.
“pasti!”
****
“kau tidak mau masuk dulu, takeru-chan?”
“tidak usah, aku masih harus mengerjakan pekerjaanku.”
“baiklah kalau begitu. Arigatou gozaimasu!”
“mmm. Kau masuklah dulu.”
“hai. hati-hati di jalan ya!”
Melihat shiyori sudah masuk rumah, takeru pun pergi dengan mengendarai mobilnya. Sebelum pulang kerumahnya, Takeru  pergi ke toko bunga untuk membeli bunga kamboja dan setelah itu pergi ke suatu tempat.
“ sudah lama tidak bertemu. Bagaimana keadaanmu di surga sana?”
Ia pun duduk di depan pusara yang bertuliskan, ‘Ruka Yamada’.
“ ruka, ternyata adikmu sudah tumbuh besar dan juga sangat cantik. Oh, ya. Aku tidak tahu apakah aku bisa terus menepati janjiku padamu. Melihat kondisiku yang seperti ini. Haah…  ruka, maaf aku tidak bisa menemanimu lebih lama. Karena aku masih ada kerjaan yang harus kukerjakan. Konbanwa! Aku pergi dulu..”
****
2 minggu kemudian..
Tok tok tok
“masuk” shiyori mempersilahkan pelayannya untuk masuk.
“ada apa?”
“nona, kepala pelayan dari keluarga yamamoto sedang menunggu anda di bawah.”
“memangnya ada apa dia datang kesini?”
“katanya ini tentang takeru-sama..”
Shiyori terdiam sejenak. Mengingat takeru yang pergi tanpa kabar selama dua minggu ini, ia pun segera menyanggupi kunjunga dari takeda-san.
“ah, baiklah. aku segera turun.”
***
“takeda-san, ada apa dengan takeru?”
“saya kemari untuk memberikan ini kepada nona..”
“apa ini?”
“itu surat yang ditulis untuk nona. Silahkan nona baca..”
Shiyori membukanya dan membaca selembar surat itu.
Dear, my Shiyori..
Maaf, aku tidak memberikan kabar selama ini. Aku pergi ke Amerika untuk urusan bisnis. Dan karena jadwalku yang padat, aku baru bisa memberitahumu sekarang. Oh, ya! Dan sepertinya aku akan kembali dalam waktu yang tidak sebentar. Atau mungkin… aah, tidak bukan apa-apa. Tapi tenang saja! Aku pasti akan kembali! Pasti! Aku harap kau baik-baik saja disana tanpaku. Jangan lupa makan, istirahat yang cukup dan kuharap kau bisa menggantikanku menghibur anak-anak yang ada di rumah sakit. Baiklah, hanya segini yang bisa kusampaikan. Sekali lagi, jagalah dirimu baik-baik!
Your dearest friend,
Takeru
Melihat isi surat itu shiyori hanya bisa tersenyum karena ia sangat mengerti kalau itu untuk urusan bisnis. Ia pun melipat kertas itu. Dan melihat kearah kepala pelayan takeda.
“tunggu sebentar!”
Shiyori berlari menuju ruang kerja ayahnya, mengambil secarik kertas dan sebuah pulpen. Ia menuliskan surat balasan kepada Takeru. Setelah selsesai menuliskannya, shiyori cepat-cepat menghampiri takeda-san yang ada di ruang tamu.
“ini surat balasanku untuknya. Tolong sampaikan pada Takeru.” shiyori pun menyerahkan surat balasannya.
“hai!” Takeda-san menerimanya dengan kedua tangannya.
“arigatou gozaimasu!” shiyori membungkukkan badannya dengan sangat hormat karena dia sangat berterima kasih kepada takeda-san, sampai-sampai takeda-san terkejut. Melihat itu takeda-san langsung ikut membungkukkan badannya setara dengan shiyori. Setelah itu, Takeda-san pun pulang ke kediaman majikannya. Sementara shiyori kembali dengan pekerjaannya.
***
Di Amerika…
Tok tok tok
“masuk”
“tuan, ini ada titipan dari nona shiyori.”
“aah, letakkan saja di mejaku dan kau boleh pergi, terima kasih”
Cklek!
Pelayan takeru pun menutup pintu kamar takeru. Sementara Takeru menghampiri meja dan mengambil selembar kertas itu. Ia membukanya dan membacanya,
Aku akan menunggumu…
-Shiyori-
Air mata Takeru jatuh melihat tulisan itu. air matanya pun semakin lama semakin deras.
“gomenne…” ucapnya lirih.
***
Berbulan-bulan telah di lewati Shiyori tanpa sesosok Takeru disampingnya. Ia masih tetap menunggu Takeru. Bahkan shiyori juga menggantikan Takeru menghibur anak-anak yang ada di rumah sakit. Shiyori tidak sendirian ketika menghibur anak-anak disana. Teman-teman satu gengnya di sekolah juga menemani shiyori.
“shiyori-chan! Apa kau mau ke rumah sakit lagi hari ini?” kata Sakura
“hai!”
“baiklah, kalau begitu aku ikut!”
“aku juga!” ucap himawari
“sama!” ucap sawako.
“baiklah, kalau begitu. Ayo kita berangkat!” ajak shiyori
“ayooo!” sahut teman2 shiyori.
Di rumah sakit….
“konnichiwa,minna-chaaan!!”shiyori dan teman2nya menyapa anak2 yang ada di situ.
“konnichiwa, onee-chaaan!!” balas anak-anak.
Setelah beberapa menit, mereka selesai. Mereka pun kembali ke rumah masing2 dengan kendaraan masing2.
“jyaaa!”
“jyaanee!”
“mm, hati-hati!”
Shiyori pun sampai di kediamannya. Ketika ia menuju ruang tengah, dilihatnya ayah dan ibu shiyori sedang duduk di sofa.
“tadaimaa!!”
“okaerinasai, shiyori-sama.”
“okaeri! Ri-chan!” balas kedua orang tuanya.
“oh, oka-san, oto-san?!”
“mm.”
“kalian sudah pulang? Cepat sekali? Ada apa ini?”
“begini, shiyori..” kata ibu shiyori.
“oh- takeda-san, kenapa kau ada disini?”
“saya kemari untuk menyampaikan hal tentang Takeru-sama”
“takeru-chan? Baiklah, aku akan mendengarnya”
“takeru-sama….”
*****

“takeru-chan, bagaimana kabarmu… di surga?”
Shiyori duduk di pusara Takeru.
“kau tahu? Hari ini cuacanya sangat cerah” ucap shiyori tersenyum.

Flashback
“takeru-sama… beliau sudah kembali.”
“benarkah? Dimana dia sekarang?”
“jenazahnya sedang dalam perjalanan menuju rumah utama..”
“a..pa? takeda-san, maksudmu… Takeru sudah…”
Takeda-san mengangguk. Air mata shiyori jatuh seketika.
“bagaimana.. bagaimana bisa ia meninggal…?” ucapnya sambil menangis.
“shiyori-sama, sebenarnya ada hal  yang tidak anda ketahui. Tuan pergi ke Amerika bukan untuk urusan bisnis, melainkan untuk menjalani terapi kanker otaknya. ”
Shiyori pun langsung terjatuh ke lantai dengan posisi duduk. Air matanya mengalir semakin deras terdengar juga isak tangisnya. Ia memegangi dadanya yang terasa sakit. Ayah dan ibu shiyori membantu shiyori bangun dan mereka pun beranjak menuju kediaman keluarga yamamoto. Begitu sampai disana, sangat terlihat jelas suasana haru yang menyelimuti kediaman tersebut. Melihat tubuh Takeru yang terbaring kaku, kaki shiyori semakin lemas untuk di gerakkan. Sesekali ia jatuh, namun ia di bantu oleh orang tuanya untuk bangun. Akhirnya ia pun di samping tubuh Takeru yang terbaring kaku. Dengan air mata yang terus mengalir, ia mengelus-ngelus lembut kepala Takeru. Sambil terus memanggil namanya,
“takeru-chan… hiks.. takeru –chan..kenapa kau berbohong padaku? Kenapa kau tidak bilang padaku tentang penyakitmu? hiks..hiks..”
***
“shiyori-sama, ini barang2 takeru-sama yang ada di ruang kerjanya ini. Mungkin lebih baik anda yang menyimpannya. Baiklah, saya permisi dulu.” Ucap takeda-san.
Shiyori pun masuk ke ruang kerja menghampiri box yang berisi benda peninggalan Takeru. Ia mengambil satu per satu barang takeru. Ia pun mengambil buku harian milik Takeru. Shiyori membuka lembaran demi lembaran dan membacanya.

May, 12nd  2009
Hari ini aku membelikan seorang gadis ice cream karena tadi dia menangis. Gadis ini adalah gadis spesial. Karena tuhan sudah mempertemukanku dengannya ketika aku baru mau mencarinya. Namanya Yamada Shiyori. Setelah dari taman, kami pun bertemu lagi di event perusahaanku. Ia pun terkejut melihatku dalam pakaian setelan. Ya, dia tidak tahu siapa aku. Tapi aku tahu benar siapa dia.

June, 15th 2009
Hari ini aku berkunjung ke makam Ruka. Rasanya aku ingin menangis, mengingat janjiku padanya yang tidak bisa untuk terus kutepati. Karena aku menderita kanker otak stadium akhir. Meskipun aku sudah mendapat perawatan di Amerika, tapi itu hanya untuk menahannya sesaat. Ketika di Inggris, Ruka berpesan padaku untuk menjaga Shiyori apabila ia terlebih dahulu dipanggil. Dan ternyata ia duluan yang dipanggil Tuhan.

June, 20th 2010
Shiyori, gomenne…
Aku berbohong padamu soal kepergianku ke Amerika. Aku tidak bermaksud melukaimu. Aku hanya tidak ingin kau khawatir. Dan sekali lagi, aku ingin meminta maaf padamu. Sepertinya otakku sudah tidak kuat lagi menahan kanker ini. dan, sebenarnya aku ini adalah sahabat Ruka,kakakmu. Kami berteman ketika di inggris. Wajar saja kau tidak mengenalku.
 Shiyori, gomenne…


 Sakit!! Kumohon berhentilah!! aku masih harus bertemu shiyori! Argh! Kenapa penyakit ini harus kambuh sekarang!

Shiyori, biarpun aku dan Ruka sudah tidak ada di dunia, tapi kau tidak sendirian, shiyori-chan. Karena kami akan selalu menjagamu dari surga…
Aishiteru, shiyori-chan..

Air mata shiyori kembali mengalir dengan sangat deras. Sampai-sampai pelayan rumah yang berdiri di depan pintu ruangan kerja Takeru pun dapat mendengarnya. Kali ini tangisannya diiringi dengan rasa sakit yang tak tertahankan. Karena semua rahasia yang tak diketahui oleh Shiyori, kini terbongkar. Dan yang lebih menyakitkan, adalah Shiyori mengetahuinya di saat Takeru telah tiada. Ia juga sedih karena di saat Takeru sedang kesakitan, ia-shiyori- tidak ada disampingnya.
End of flashback

“takeru-chan, hari ini tanggal 25 juni. Kau tahu hari ini hari apa? ya, benar! Hari ini ulang tahunmu. Dan berhubung aku belum menepati janjiku, aku akan menepatinya sekarang. Dan juga sebagai kado ulang tahun dariku. Kau siapkan mendengar suaraku? Baiklah..”
#another day has gone#
#i’m still all alone#
#how could this be#
#You’re not here with me#
#And never say goodbye#
#Someone tell me why#
#That you have to go#
#Until my world so cold#
#Everyday I sit and ask myself#
#how did love slip away#
#something whispers in my ear and say#
#you are not alone#
#I am here with you#
#though you’re far away, I’m here to stay#
#you are not alone#
“ Aishiteru, Takeru-chan…”
THE END









Tidak ada komentar:

Posting Komentar