Selasa, 21 Juni 2011

Nobody Does, Just You - part 3


Kriiiiiiiiiiing!!!

Bel sekolah berbunyi, menandakan kegiatan hari ini selesai. Murid-murid pun pulang ke rumah, termasuk Ririn. Ia pulang dengan mengendarai sepedanya. Ketika ditengah jalan, ia melihat Yoseob sedang duduk di salah satu bangku taman dekat situ. Ririn lalu menghentikan sepedanya tepat di depan Yoseob.

“Oppa! Annyeong!” sapa Ririn.

“Ne.. annyeong.” Jawab Yoseob dengan nada malas.

“Oppa, sepertinya kau lesu sekali. Bagaimana kalau kau ikut aku? Ayo naik!” ucap ririn yang menawarkan tumpangan.

“Tidak perlu.” Ucap yoseob.

Ririn kemudian turun dari sepedanya sambil menghela nafas dan menurunkan standar sepeda. Ia lantas duduk disebelah yoseob.

“Ya! kenapa kau duduk disini?” tanya yoseob

“Kenapa memang? Tidak boleh?”

“Ani, hanya saja… hah, sudahlah. Terserah kau saja. Aku duluan!” ucap yoseob dengan nada sedikit kesal.

Yoseob pun beranjak dari duduknya.

“Ya! oppa! Tunggu aku!”keluh ririn.

Melihat itu ririn pun menyusul yoseob dengan sepedanya. Posisinya pun sudah setara dengan yoseob.

“Oppa, ayolah!”

Tetapi yoseob terus saja berjalan tanpa merespon ajakan dari ririn.

“Oppa! Kalau kau tidak mau ikut, akan kubilang ke unnie!” gerutu ririn dengan sedikit mengancam.

“Ya! Kau ini!”

Ririn hanya tersenyum dan menatap yoseob. Yoseob pun akhirnya mengalah dan memilih ikut dengan ririn.

“Aah, baiklah! aku ikut aku ikut!” ucap yoseob yang kemudian duduk di boncengan sepeda.

“Kau puas?!”

Ririn hanya tertawa melihat yoseob yang seperti itu. Ririn pun mengayuh sepedanya dengan cepat.

****
Ririn menghentikan sepedanya.

“Kita sudah sampai!” ucap Ririn

Yoseob pun langsung turun dari boncengan sepeda.

“Untuk apa kita kesini-sungai han-?”

Ririn memarkirkan sepedanya dan duduk di salah satu bangku taman.

“Kau bisa melihat pemandangannya yang indah dan merasakan hembusan angin yang sejuk.” Ucap Ririn
sambil memandangi sungai han dan menikmati hembusan angin.

Yoseob memandang Ririn sedikit bingung tetapi kemudian dia pun duduk di sebelah Ririn.

“Haah.. kau benar. Kita bisa MEMANDANGI SUNGAI DAN MERASAKAN HEMBUSAN ANGIN. Kalau itu saja aku juga tahu!!” ucap Yoseob yang sedikit menekankan kata tersebut.

“Kau juga bisa melakukan yang lain. Seperti ini..”

“Aaaaaaaaaaaa~” teriak Ririn

“Cobalah!” ucap Ririn kepada Yoseob.

Yoseob agak sedikit ragu untuk melakukannya. Ia pun berusaha mencobanya.

“Aaaaa” teriak yoseob pelan.

“Ya! Kau ini namja atau yeoja?! Lebih keras sedikit!”

“Aaiish! Arasseo arasseo! Aku akan mencobanya lagi.”

“Aaaaaaaaaaaaa~!!!!!” 

Kali ini teriakan Yoseob sangat keras. Bahkan sampai-sampai Ririn sedikit heran melihatnya. Karena Yoseob mengeluarkan semua unek-uneknya, sehingga teriakannya terdengar seperti amarah bagi Ririn.

Yoseob pun kembali meneriakkan unek2nya.

“Huaaaaaaaaaaa~”

Kali ini Ririn tersenyum geli serta puas melihatnya. Melihat Yoseob yang sepertinya sudah mengerti maksud dari Ririn melakukan itu. ririn bermaksud agar Yoseob bisa mengeluarkan kesedihannya dengan cara seperti itu. melihat Yoseob yang masih terus berteriak, Ririn pun mengikutinya. Kali ini mereka malah jadi sahut-sahutan.

“Oppaaaaaaaaaaa~” teriak ririn.

“Waaaaaaaaeeeeeeeee~” teriak yoseob yang sekaligus bertanya.

“Gwenchanaaaaaaaaa~” kali ini ririn yang bertanya.

“Ne, gwenchanayooooo~” jawab yoseob

“Jinjaaaaaaaa~?” tanya ririn sekali lagi memastikan.

“ Neeeeeeeee~” jawab Yoseob tegas.

“Baiklah kalau begituuuu~ jika kau sedang sedih, kau bisa kesini dan melepaskan semua kesedihanmuu~” teriak Ririn.

“Neeeee, aku akan kesiniii! Terima kasih sudah memberitahukannyaaa~ Gomawoooo~”

Mereka berdua pun selesai menyampaikan unek-uneknya kepada hamparan sungai han yang jernih itu. selesai bersahut-sahutan, mereka pun mendesah karena kelelahan. Dan tersenyum satu sama lain. Senyum Rirn makin mengembang ketika mengetahui Yoseob tersenyum di depan matanya. Karena biasanya pria yang satu ini selalu saja jutek di depannya.

“Hahaha, kau sudah puas melampiaskannya” tanya Ririn

“Ne, aku sangat puas. Gomawo J

“Nee ^^”

“Baiklah, ayo kita pulang! Sudah mau malam.”

“Ne.”

Ketika ririn menaikkan standar sepedanya, tiba-tiba Yoseob memegang gagang sepeda ririn.

“Kau duduklah di boncengan, aku yang akan memboncengimu.” Ucap Yoseob.

“Oh, baiklah! ^^”

Yoseob pun duduk di sepeda, disusul dengan Ririn.

“Oke, apa kau sudah siaap?” ucap Yoseob dengan

“Ne, aku siaaap!”

“Berangkat!!!” ucap Yoseob dan Ririn bersamaan.

Di sepanjang perjalan Yoseob dan Ririn pun menikmati hembusan angin yang sejuk. Mereka pun tersenyum dengan gembira.

Ririn dan Yoseob pun sampai di depan rumah Ririn. Mereka berdua turun dari sepeda. Yoseob pun pamit ke Ririn dan pulang dengan berjalan kaki.

“Hati-hati yaa!” ucap Ririn yang melambaikan tangannya ke Yoseob.

“Ne, kau tidak usah khawatir!” ucap Yoseob dengan gaya coolnya melambaikan satu tangannya sambil terus berjalan kedepan.


_To be continue_

Nisa R.I
21062011

2 komentar:

  1. maaf kalo geje. hbs annes minta cepet2 sih -.-. entar gue lanjut lagi.

    BalasHapus
  2. hahaha keren kooo XD ahh,coba beneran gue bisa ke han river bareng yosobie terus teriak kayak gitu ;( jd sedih

    BalasHapus