Jumat, 24 Juni 2011

Nobody Does, Just You - part 4


“Ririn-a, ririn-a! bangun!” ucap Hyoseon membangunkan adiknya itu.

Ririn yang masih nyaman di bawah selimutnya pun berkata,

“Aaaah… ada apa sih kak? Aku masih ngantuk nih!” ucap ririn sambil menarik selimut dan menenggelamkan badannya di dalam selimut itu.

“Saeng-a~ ayo kita joging! Mumpung sekarang udara masih segar! :) ayolaah..” ucap hyoseon sambil menggoyang2kan tubuh Ririn.

“Memang sekarang jam berapa?” tanya Ririn dengan nada malas.

“Jam setengah enam.” Jawab Hyoseon

“Aaah! Shiro! Aku mau tidur saja..” bentak Ririn lembut.

“Saeng-a~ kalau kau bangun aku janji akan membelikanmu coklat yang paaaling enak, bagaimana? Saeng-a..” Hyoseon menggoyangkan tubuh Ririn lagi.

Ririn pun lantas bangun dan membuka selimutnya. Apabila sudah mendengar kata COKLAT dia bersedia untuk melakukan apapun, tetapi masih dalam bentuk yang wajar lhoo!

“Jinja??” ucap ririn dengan penuh harap.

“Mmm” ucap hyoseon sambil menganggukkan kepalanya.

“Baiklah, ayo kita berangkat! :)” ucap Ririn yang lantas beranjak dari tidurnya dan berjalan keluar kamar.

Hyoseon pun geleng-geleng kepala sendiri melihat tingkah laku adeknya yang satu ini. kalau sudah urusan coklat saja dia semangat sekali. Bahkan lebih semangat daripada kakaknya itu.

“Kak, ayo! Katanya mau joging! Aku sudah siap nih! :))” ucap Ririn yang menghampiri kakaknya.

“Ah, ne kajja! :)” ucap Hyoseon yang tersadar dari lamunannya tadi.

****
“Hah… hah…hah… kak, istirahat sebentar. A..ku.. tidak kuat lagi. Hah…” ucap Ririn dengan terengah-engah sambil membunggukkan badannya, memegang lututnya.

“Kau ini! kan nanti aku akan membelikanmu coklat! Kenapa jadi loyo begini?” ujar Hyoseon

“Ya! Kau pikir tidak capek apa berjalan 3 km seperti ini?! Ah,ani. Joging 3 km, hah?! Joging kan hampir sama dengan lari. Hah..” keluh Ririn

“Hahaha kau memang pintar ya! Kau bisa tahu kita sudah 3 km joging! Tapi  masih lumayan kan daripada kusuruh lari!:) Kajja!”  ucap Hyoseon yang malah tersenyum dengan gampangnya.

Ririn pun hanya menatap dengan muka heran sekaligus kesalnya. Dan dilihatnya kakaknya sudah berlalu.

“Ya! Unnie! Tunggu akuuuu!!!” teriak Ririn.

Ririn pun mencoba untuk mengejar kakaknya itu. Tetapi, tanpa sengaja ia terselengkat oleh tali sepatunya sendiri. Ia tidak menyadari bahwa tali sepatunya lepas. Ririn pun terjatuh dengan sangat keras.

“Aw!” rintih Ririn.

“Aduh.. kakiku sakit sekali! Aw!” rintihnya sambil memegangi kakinya dengan posisi yang masih sama dari ia terjatuh.

Tiba-tiba seseorang namja berdiri di depannya.

“Ya! kau tidak apa?”

****
“Aaissh! Lain kali makanya hati-hati!” ucap Yoseob yang baru datang dari membeli obat merah,kapas dan plester.

“Mian..” ucap Ririn yang merasa malu.

“Baiklah, kemarikan kakimu!” ucap Yoseob.

Ririn yang sedang duduk di bangku taman itu pun menunjukkan kakinya yang terjatuh tadi. Dan Yoseob jongkok dibawah untuk mengobati luka Ririn. Digulungnya celana panjang training milik Ririn untuk mengobati luka di lututnya.

“Aish! Kau memang ceroboh ya!” ucap yoseob sambil mentutulkan obat merah ke lutut Ririn.

“Ne.. aku memang ceroboh.” Ucap Ririn yang sedikit cemberut.

“Aigoo” ucap Yoseob sambil menggelengkan kepalanya.

“Sudah selesai!” ucap yoseob sambil menepuk  plester yang ada di lutut Ririn.

“Aw! Ya! Oppa!” rintih Ririn.

Yoseob pun berdiri dari jongkoknya.

“Kalau begitu aku duluan ya! kau bisa kan berjalan sendiri kan?” ucap Yoseob.

“Ne.. :)” ucap Ririn yang juga berdiri dari duduknya.

“Kerrae, aku pergi dulu!” pamit yoseob kepada Ririn.

Ririn pun melihat yoseob yang berjalan membelakanginya. Ririn pun juga memutuskan untuk berjalan pulang ke rumahnya. Ia berjalan berlawanan arah dengan Yoseob. Dirasakannya kakinya yang masih sakit, sehingga ririn sulit untuk berjalan. Sambil sesekali merintih.

Yoseob yang sudah berjalan agak jauh dari tempat Ririn pun mencoba menengok  ke belakang, memastikan keadaan Ririn. Ketika itu dilihatnya Ririn yang berjalan agak pincang. Lantas ia pun berlari menyusul Ririn.

“Naiklah kepunggungku!” ujar Yoseob.

Ririn bingung melihat Yoseob sedang berjongkok di depannya, memberikan tumpangan.

“Ah, tidak usah oppa..” ucap Ririn sungkan.

“Sudahlah, tidak usah banyak bicara! Kau naik saja!” ucap Yoseob tegas.

“Baiklah kalau begitu oppa..”ucap Ririn yang lantas naik ke punggung Yoseob.

Yoseob pun berdiri sambil menggendong Ririn dan mengantarkannya pulang sampai rumah.

****
“Eh, ririn-a bagaimana ya?” batin Hyoseon.

“Ah, sudahlah. Nanti juga dia pulang sendiri.” Ucap Hyoseon dengan entengnya sambil memasuki rumahnya.


Cklek

“Aku pulaaang!” ucap Hyoseon.

****
“Oppa, kau bisa menurunkanku disini :)” ucap Ririn.

Tetapi Yoseob hanya diam saja dan justru mengantarkan Ririn masuk kedalam rumahnya.

“Annyeonghaseo!” sapa Yoseob melalui kamera pengawas. (kalo di drama2 suka ada kan rumah yang pake kamera kecil gitu bentuknya kotak plus ada micnya buat ngomong)

“Nuguseyo?” ucap omma Ririn dari dalam rumah sambil berjalan menuju monitor pengintai.

Dilihatnya omma Ririn muncul di monitor oleh Yoseob. Begitu pula sebaliknya, dilihatnya Yoseob yang muncul di monitor oleh omma Ririn. Karena omma Ririn sudah kenal dengan Yoseob, beliau pun langsung membukakan gerbang. Dan Yoseob pun masuk kedalam.


Cklek!

“Annyeonghaseo, omonim!”  ucap Yoseob dengan sedikit membungkukkan badannya. Dan kemudian berjalan menuju sofa untuk meletakkan Ririn.

“Ne, annyeonghaseo. aigoo.. ririn-a? kau kenapa?”

“Tidak apa omma :) Aku hanya lecet sedikit...” jawabnya lembut.

“Kau terjatuh?”tanya omma Ririn lagi.

Disela-sela itu Yoseob memeriksa kembali kaki Ririn. Karena dia pikir tidak mungkin hanya luka di lututnya itu Ririn sampai susah berjalan. Ia pun menekan pergelangan kaki Ririn.

“Aw! Sakit oppa!” amuk Ririn.

“Ya! Kakimu terkilir?” tanya Yoseob

“Molla..” Ririn mengangkat kedua pundaknya.

“Aissh! Kau ini! Kakimu ini terkilir makanya kau susah untuk berjalan.” Jelas Yoseob.

“Sesange.. Yoseob-ssi, memang ada apa dengan Ririn-a? Sampai-sampai kau bilang kakinya terkilir?” tanya
omma Ririn

Yoseob pun menjelaskan semua kejadian tadi kepada omma Ririn. Kemudian ia mengobati luka Ririn itu dengan memijat kakinya yang terkilir.

“Aw! Oppaaaa!!!”

“Tahanlah sebentar! Memang sakit rasanya kalau terkilir. Tapi nanti kau akan bisa berjalan dengan normal lagi. Maka dari itu, tahanlah sedikit.” Perjelas Yoseob.

“Baiklah..” ucap Ririn dengan terpaksa.

Kemudian tiba-tiba saja Hyoseon turun dari kamarnya dan mendapati adiknya dan Yoseob sedang ada di ruang tamu. Sementara omma Ririn pergi ke dapur meneruskan kegiatan masaknya.

“Oh, Ririn-a! Kau sudah pulang? Hah? Kenapa dengan kakimu?”

Ririn hanya menatap kakaknya dengan pandangan penuh amarah. Bisa dilihat bahwa ada aura api disekitar badannya. Hyoseon pun sedikit takut melihat adiknya yang seperti itu.

“Ww.. wae? kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Hyoseon ketakutan.

Ririn tidak berkata apa-apa,masih tetap dengan auranya apinya, sampai2 membuat suhu di ruang tamu itu panas.

Hyoseon kemudian mendekati adiknya itu, mengambil posisi yang sama dengan Yoseob. (duduk dibawah)

“Ririn-a, mianhae.. mm? Aku kan tidak sengaja meninggalkanmu. Kukira kau ada di belakangku. Mianhae saeng-a~”  ucap Hyoseon yang kemudian memeluk adiknya itu.

“Jangan marah lagi. Unnie sudah menyiapkan coklat yang baaanyak sekali di kamarmu, di kulkas dan juga di lemari dapur.” Bisik Hyoseon yang masih memeluk Ririn.

Mendengar kata COKLAT pun raut muka Ririn langsung berubah.

“Jinja??”

“Ne!” ujar Hyoseon menganggukkan kepala sambil tersenyum.

“Hmmm… baiklah, aku akan memaafkanmu. Lagipula memang salahku kenapa dari awal aku mau saja ikut kau joging. Lain kali aku tidak akan ikut lagi! Aku sudah kapok!” ucap Ririn yang kemudian menggembungkan pipinya.

“Gomawoooo saeng-a~” ucap Hyoseon smabil mencubit pipi Ririn.

“Noona!!! Sakit..” rintih Ririn

“Mian..” ucap Hyoseon mengelus-ngelus pipi Ririn.

“Oh,ya bagaimana kau bisa terkilir seperti ini?” tanya Hyoseon ke adiknya.

Kali ini Ririnlah yang menjelaskan semuanya ke kakaknya itu.

“Ooh, jadi begitu. Lain kali hati-hati makanya! Yoseob-a, gomawo! Kalau tidak ada kau aku tidak tahu bagaimana nasib adikku yang satu ini!” ujar Hyoseon yang kemudian mengacak-acak rambut Ririn.

“Ne! :) tenang saja! Ini bukan masalah kok!” ucap Yoseob sambil tersenyum simpul.

Ririn sangat tahu bahwa sebenarnya Yoseob sangat kerepotan menolong dirinya yang jatuh hanya gara-gara terselengkat tali sepatu. Ia tahu Yoseob hanya berpura-pura di depan kakaknya. Senyum itu pun juga termasuk. Terlihat seperti senyum yang dipaksakan.

****
“Baiklah, aku pergi dulu. Annyeonghaseo!” pamit Yoseob.

“Ne, gomawo Yoseob-a kau telah menolong anakku, Ririn-a..” ujar omma Ririn.

“Ah, ne omonim.. lagipula itu semua bukan apa-apa.. saya permisi!” ucap Yoseob.

“Gomapta oppa :)” ucap Ririn

Yoseob menganggukkan kepalanya.

Hyoseon, Ririn dan ommanya mengantarkan Yoseob sampai luar rumah mereka.

“Hati-hati yaaa! Annyeoong! :)” ucap Hyoseon sambil melambaikan tangannya.

 “Ne, annyeong :)” kata Yoseob sambil berlalu.


_To be continue_

Nisa R.I
24062011

1 komentar:

  1. setelah sekian lama disimpen di pc akhirnya kuposting juga! this is present for janesha ekaputri... hope u enjoooy :)

    BalasHapus